GARUT INTAN NEWS – Guru sebagai tenaga pendidik, berperan penting dalam proses pendidikan guna membangun jati diri dan karakter bangsa.
Salah satunya Nunung Nurlaela Wati, S.pd, seorang pendidik yang telah mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan selama 25 tahun. Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan perjalanan kisahnya, mulai dari menjadi guru honorer hingga akhirnya diangkat sebagai ASN PPPK pada tahun 2022.
Lulus dari perguruan tinggi STKIP Garut pada tahun 1995, Nunung memulai kariernya sebagai guru honorer pada tahun 1997. Pengabdiannya dimulai di SMPN 2 Selaawi, Garut. Berlanjut pada tahun 2000, Nunung turut berkontribusi di SMPN 2 Limbangan dan kemudian melanjutkan karirnya di SMPN 1 Selaawi sejak tahun 2021 sampai tahun 2023. Dan pada Juli tahun 2023 hingga saat ini di SDN Haurpanggung 1.
Dalam wawancara, Ibu Nunung menceritakan tantangan besar yang dihadapinya saat menjadi guru honorer, terutama terkait dengan jarak tempuh yang cukup jauh. “Dari Limbangan, jarak ke Jeungjing Selaawi itu cukup jauh. Sekolahnya masuk siang, kadang-kadang sepulang sekolah sore, angkot tidak ada. Jadi, kita harus menyetop mobil apa pun yang bisa membawa kita pulang dari sekolah,” ungkapnya.
Pada masa itu, bangunan SMPN 2 Selaawi belum ada, sehingga mereka menggunakan bangunan SD yang jaraknya cukup jauh. Meski menghadapi keterbatasan dan tantangan, semangat pengabdian kepada profesi guru tetap menguatkan Ibu Nunung. “Ketika menjadi guru honorer, kita tidak mendapatkan gaji yang signifikan. Terkadang, malah nombok atau tidak mendapatkan untung. Tapi, karena sudah dari naluri, karena keinginan sejak kecil ingin jadi guru, itu merupakan suatu pengabdian kepada negara,” tambahnya.
Terkait dengan upah yang kecil, Ibu Nunung menjelaskan bahwa perjuangan menjadi guru honorer lebih mengedepankan niat tulus untuk mencerdaskan anak-anak daripada imbalan materi. “Kalau diukur dengan uang, nggak ada apa-apanya sih. Namun, alhamdulillah, saat ini, sejak tahun 2022, sudah diangkat menjadi ASN PPPK. Mungkin rezekinya itu, usia sudah bertambah, semakin tua, tapi alhamdulillah begitu juga,” tuturnya.
Dalam ceritanya, Ibu Nunung juga menggarisbawahi bahwa selama menjadi guru sejak 1997, banyak muridnya yang telah mencapai kesuksesan. Beberapa di antaranya menduduki jabatan tinggi, menjadi abdi negara, dan meraih prestasi lainnya. Namun, yang paling penting baginya adalah melihat ilmunya benar-benar bermanfaat bagi perkembangan dan pendidikan anak-anak.
“Tentu, pada saat jadi honorer, yang dipikirkan yang penting adalah cita-citakan ingin menyukseskan, ingin mencerdaskan anak terlaksana, tanpa embel-embel apapun, yang penting ikhlas pada saat itu,” jelas Ibu Nunung.
Semangat pengabdian dan ketulusan Ibu Nunung Nurlaela Wati dalam mengabdi di dunia pendidikan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Perjalanan panjangnya, dari guru honorer hingga menjadi ASN PPPK, mencerminkan dedikasi yang tinggi terhadap tugas mulianya sebagai pendidik.
Alhamdulillah…semoga menjadi inspirasi bagi semuanya…