Garut Intan News – Yuni Rahayu, pemilik usaha kerupuk batagor di Garut, menceritakan perjalanannya dalam mengembangkan usaha yang dimulai pada tahun 2010. Ia mencari kegiatan usaha yang bermanfaat dan akhirnya memilih untuk merintis usaha kerupuk batagor tersebut.
“Awalnya saya merintis sendiri, mencari celah sendiri. Meskipun sebelumnya saya bekerja sebagai marketing di beberapa perusahaan, saya tetap belajar dan bekerja keras untuk mengembangkan usaha saya sendiri,” ujar Yuni.
Yani kemudian mengembangkan produk kerupuk batagor dengan beberapa varian, termasuk varian pedas dan varian original. Produksi kerupuk batagor ini awalnya mencapai setengah ton per produksi, namun turun menjadi sekitar 100 kilogram per minggu setelah adanya dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi.
“Setelah pandemi, ekonomi kita melemah sehingga produksi juga ikut terdampak. Saya patok produksi sekitar 100 kilogram per minggu, dan baru diproduksi lagi setelah habis, dengan target pengiriman ke beberapa toko offline di Garut,” jelas Yuni.
Meskipun demikian, Yani berharap bisa mengembangkan pasar ke luar kota di masa mendatang. Saat ini, distribusi produknya terbatas di beberapa toko offline di Garut, restoran, kafe, dan kantin sekolah.
“Kami memiliki beberapa karyawan, meskipun jumlahnya tidak banyak. Namun, untuk pemasaran, saya yang mengelolanya sendiri dari proses awal hingga akhir. Saya lebih menekankan pada kualitas bahan baku daripada penggunaan pengawet,” tambahnya.
Yani menegaskan bahwa meskipun menghadapi tantangan ekonomi dan kenaikan harga bahan baku, ia tetap berusaha untuk menjaga kualitas produknya. “Yang penting produk saya tetap jalan, kualitas juga tetap sama walaupun mungkin nilai profitnya jadi lebih kecil. Yang terpenting, saya bertahan dan produk saya tetap berkualitas,” tutup Yuni.
Yuni yang kini menggeluti di usaha kerupuk batagor terus berusaha untuk mempertahankan rasa dan bertahan untuk menafkahi keluarga yang sudah bisa menghasilkan rumah dan mobil dari usaha tersebut.
Usaha binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut ini terus berkembang meski dihadang harga bahan yang melambung tinggi dan tetap eksis walaupun dikerjakan serba sendiri oleh Yuni.