BerandaAtikanApakah Guru Masih Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

Apakah Guru Masih Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

GARUT INTAN NEWS – Pahlawan tanpa tanda jasa, gelar yang telah lama melekat pada sosok seorang guru, kini semakin tergeser oleh dinamika zaman. Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan hidup para guru semakin meningkat, mendorong mereka untuk mencari solusi demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Namun, di balik usaha mereka, terkadang terungkap realitas pahit bahwa menjadi seorang guru bukanlah semudah yang dibayangkan.

Dalam kehidupan yang semakin kompleks, tidak sedikit guru yang teralihkan fokusnya dari tugas utamanya sebagai pengajar. Beberapa di antara mereka bahkan terpaksa menjadikan pekerjaan sebagai guru sebagai pekerjaan sampingan, sementara pekerjaan utama mereka lebih difokuskan pada mencari penghasilan yang lebih stabil. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi mutu pendidikan yang mereka berikan, karena tugas mulia sebagai pengajar menjadi tergerus oleh kebutuhan ekonomi yang mendesak.

“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru,

Terima kasih tuk pengabdianmu,

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan,

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan,

Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa.”

Namun demikian, peran guru tetap diakui sebagai pelita dalam kegelapan, embun penyejuk dalam kehausan, dan patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar, tujuan pendidikan sejati adalah membimbing anak-anak menuju keselamatan dan kebahagiaan yang sejati, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai penuntun yang membimbing generasi muda untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Namun, di balik semangat dan dedikasi para guru, masih terdapat realitas yang menghantui mereka setiap harinya. Salah satunya adalah kondisi guru honorer, yang meski memiliki peran penting dalam pendidikan, namun kerap kali mendapatkan penghargaan yang tidak sepadan dengan pengorbanan mereka. Gaji guru honorer seringkali jauh di bawah standar kebutuhan hidup layak, bahkan ada yang hanya mendapatkan gaji sebesar Rp200 ribu hingga Rp650 ribu per bulan.

Ketidakpastian ini memberikan tekanan besar bagi para guru honorer, terutama bagi mereka yang mengandalkan gaji honorer sebagai mata pencaharian utama mereka. Manajemen sekolah atau instansi yang tidak memperhatikan kewajiban untuk membayar gaji para guru honorer dapat memberikan dampak yang sangat besar, tidak hanya pada kehidupan mereka secara pribadi, tetapi juga pada kualitas pendidikan yang mereka berikan kepada generasi muda.

Sebagai masyarakat, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menghargai peran dan pengorbanan para guru, terutama mereka yang berjuang sebagai guru honorer. Dengan memberikan penghargaan yang sesuai dan memperjuangkan hak-hak mereka, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi pendidikan di Indonesia.

Simak berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita GarutIntanNews.com di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUeKWD1iUxcq6U1Fe40. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Baca Juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

Banyak Dibaca