GARUT INTAN NEWS – Tradisi Munggahan adalah salah satu tradisi Jawa yang dilakukan sebelum bulan puasa Ramadhan.Biasanya dilakukan dengan mengundang keluarga, tetangga, dan teman untuk makan bersama dan saling memaafkan sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kebersamaan dalam komunitas.
Di masyarakat Sunda, tradisi yang mirip dengan Munggahan dalam budaya Jawa adalah tradisi “nyadran” atau “ngabuburit”. Nyadran biasanya dilakukan menjelang bulan puasa Ramadhan, di mana orang-orang berkumpul untuk makan bersama dan saling memaafkan.
Tujuannya sama dengan Munggahan, yaitu untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan sosial menyambut bulan puasa. Tradisi ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat Sunda. Tradisi Munggahan memiliki akar yang dalam dalam budaya Jawa. Secara historis, Munggahan diyakini berasal dari tradisi Jawa Kuno yang berkaitan dengan upacara keagamaan untuk memberkati panen pertanian atau untuk memohon rejeki yang berlimpah dari Sang Hyang Widhi (Tuhan).
Seiring dengan perkembangan waktu, tradisi Munggahan bertransformasi menjadi lebih berorientasi pada nilai-nilai sosial, seperti saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi menjelang bulan puasa Ramadhan. Sebagai bagian dari budaya Jawa yang kaya, Munggahan terus dilestarikan dan dipraktikkan oleh masyarakat Jawa sebagai wujud kebersamaan dan persaudaraan.