GARUT INTAN NEWS – Balubur Limbangan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 31,5 km dari ibu kota Kabupaten Garut ke arah utara. Dahulu kecamatan ini pernah menjadi ibu kota Kabupaten Garut yang pada saat itu masih bernama Kabupaten Limbangan.
Lalu darimana asal nama Limbangan dan apa artinya?
Pengasuh Yasayan Limbangan Wangi, Ani Suhartini, MPd, menjelaskan tentang asal usul nama Limbangan. “Ada tiga versi yang bisa dikemukakan tentang asal asul nama Limbangan, saya ingin menyampaikan versi cerita yang beredar di masyarakat,” ujarnya kepaga GARUT INTAN NEWS, Rabu (1/5/2024)
Kalangan ulama berpendapat bahwa, Limbangan berasal dari kalimah huruf alip, lam, mim yang menjadi sumbu palak al-Qur’an. Menurut Hujatul Islam Al-Ghozali tetapi alif lam mim menurut ilmu bahasa Arab tidak bisa diartikan, tahun yang lalu. Tetapi ada pula yang berpendapat kalau “alif, lam, mim” ditafsirkan alif lam mim ini kalau dipatah jadi Alloh Muhammad, kalau dikasroh artinya ilmu. Kalau didhomah jadi arti ulama. Terkumpul dalam huruf “alif, lam, mim” maka kata sebagian ulama Limbangan ini “alif, lam, mim” (lam menimbang mim). “Lam” artinya memiliki, “mim” artinya Limbangan adalah sifat Nabi Muhammad.
Baca juga Seni Jibrut, Irama Beatbox Asli Sunda Diiringi Bunyi Dari Ketiak
Barang siapa yang memiliki sifat Muhammad akan ketemu dengan huruf “ba” artinya bahasa ketemu lagi dengan huruf “ain” ngarasa (merasakan) terakhir bertemu lagi dengan huruf “nun” artinya nikmat dunia akherat disingkat Limbangan (itulah menurut sebagian ulama mengenai Limbangan, tetapi mengenai Limbangan ini bukan menurut cerita secara ulama saja).
Cerita masyarakat lainnya nama Limbangan ini berasal dari kisah rajanya yang dipanggil oleh Sunan Gunung Djati (Syekh Sarif Hidayatulloh) untuk bersama-sama membangun mesjid sebagaimana yang sudah dimusyawarahkan yang keputusannya barang siapa yang melalaikan pekerjaan itu akan dibunuh oleh pusakanya sendiri.
Dikisahkan Adipati Sunan Cipancar (Adipati Liman Sanjaya) lamban (terlambat datang), maka begitu datang disambut oleh penggawa keraton dengan kasar, maka keluarlah ucapan dari mulut Adipati yang melumpuhkan penggawa tersebut.
Datanglah Syekh Sarif Hidayatulloh menanyakan keterlambatannya dan disuruh Sunan Cipancar (Adipati) menyembuhkan lagi penggawalnya, maka sekali berkata sembuh maka penggawa tersebut sembuh.
Raden Sarif Hidayatulloh kemudian menghukumi Adipati Liman Sanjaya di sebuah alun-alun. Diambillah pusaka Adipati dan ditusukkannya tapi tidak tembus selama 3 kali, yang akhirnya keluarlah ucapan “La iqro hapidin” tidak ada paksaan dalam agama.
Maka Sarif Hidayatulloh menanyakan pusaka tersebut asalnya dan dijawab dari Kian Santang, maka Syarif Hidayatulloh juga dia mengatakan ilmunya seimbang antara dia dan Adipati maka menyuruhlah Galih Pakuwon harus diganti namanya menjadi Limbangan.
Prabu Kian Santang melerai pertengkaran tersebut dan berkata Kang Sumare Ing Gunung Sembung Pangukuhan Cirebon Hilir Cirebon Girang. Jadi Limbangan adalah tersebut wilayah Kerajaan Cirebon Girang.
Nu kapendak ku simkuring Limangan teh nyaeta galur purba nagara yang tadinya didirikan dari Galeuhpakuan dan Galihpakuan antara tahun 1525 – 1825.
Galur Galeuhpakuan adalah Handelawanhi/Bagenda Srimanganti /Panembahan Senapati Hingalaga/Sang RatuSakti/Rd Abdul Jabbar Surawisesa /*Liman sanjaya* /Dangiang Limangan beliau adalah anak dari Mindinnlaya di kusumah dari pernikahan dg Ratu Ambetkasih putri prabu Wastu Kancana raja Pakuan Padjajaran (Sunan Tumenggung)
Sedangkan dari Galur Galihpakuan yaitu Jayakusumah II Adipati Kartamanah Suria Kancana /*Limansanjaya Kusumah* beliau putra dari Sunan Rumengong adik dari Ratu Ambetkasih
Karena itu Limangan didirikan atas dari dua galur tadi Limansanjaya (dangiang Limangan /Sunan Pancer) makamnya ada dindukuh kaki gunung singkuo dan Limansanjaya Kusumah/Sunan Cipancar) yg makamnya di pasir Istana/astana.
Melanjutkan lagi karena kepotong subuh penamaan suatu tempat menurut ilmu sejarah ada tiga
1.Berdasarkan nama tokoh seperti Limangan dari dua tokoh pendirinya yaitu : Dangiang Limangan Rd Abdul Jabbar Limansanjaya
Dan Adipati Kartamanah Limansanjaya Kusumah maka tempatnya di namakan Limangan. (Kabupaten Limangan)
2.Berdasarkan geografi tempat seperti Monteng nama jalan di ibun majalaya bandung yang dari garut lewat kamojang karena jalan yg turun curam ektrim (bahasa Sunda jalan anu notog disebut Monteng)
3.berdasarkan laku budaya kebiasaan seperti Gosali karena di daerah itu dahulu tempat membuat perkakas golok pacul arit dll orangnya di sebut pandai tempatnya Gosali
Demikian pun dengan Limangan di sebut kabupaten Limangan karena berdasarkan tokoh yaitu Limansanjaya dan Limansanjaya Kusumah dua Liman – Liaman an jadi Limangan.