BerandaAtikanSelamat Hari Pendidikan Nasional : Inilah Lima Tokoh Pendidikan Dari Garut

Selamat Hari Pendidikan Nasional : Inilah Lima Tokoh Pendidikan Dari Garut

GARUT INTAN NEWS – Hari Pendidikan Nasional atau disingkat Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hardiknas adalah hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya.

Di Kabupaten Garut sendiri ada beberapa tokoh yang dikenal mengikuti jejak Ki Hajar Dewantoro, yang berperan aktif dalam memperjuangkan pendidikan, terutama pendidikan pribumi di Garut. Tokoh-tokoh tersebut antara lain :

HM Djamhari

Ia merupakan salah satu tokoh di Garut yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Ia bersama kerabatnya di kalangan SI mendirikan Holland Inlandsche School Broderschap atau sekolah persaudaraan. Ia juga merintis dan mengembangkan Sekolah Budi Priayi bersama kalangan keluarga Garut. Pada 1918 ia merintis madrasah modern pertama di Priangan dengan nama Madrasah Muhammadiyah Lio.

HM Djamhari menjadi satu-satunya pribumi di Garut yang memiliki percetakan selain orang Belanda dan orang Tionghoa. Nama percetakan milik HM Djamhari yakni Tjikoeraj Drukkerij atau Percetakan Tjikoeraj. Percetakan ini menerbitkan surat kabar perjuangan bagi Sarekat Islam. Selain itu, mencetak juga buku-buku bagi pelajaran sekolah atau Madrasah Muhammadiyah pada masa perkembangan Muhammadiyah di Garut.

KH Anwar Musaddad

Ia adalah ulama terkemuka asal Sunda, guru besar, dan tokoh nasional yang berasal dari Desa Ciledug, Garut. Tahun 1953, KH Anwar Musaddad menerima tugas dari Menteri Agama KH Fakih Usman untuk mendirikan PTAIN Yogyakarta yang merupakan cikal bakal Intistus Agama Islam Nasional (IAIN), kemudian diangkat menjadi guru besar bidang Ushuluddin.

Di bidang pendidikan, untuk menggembleng sumber daya manusia yang lengkap sempurna, ketika menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Jati, Anwar Musaddad juga mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) di Garut, Cipasung Tasikmalaya, Cilendek Bogor, Ciparay Bandung, Majalengka. Tujuannya, agar jumlah mahasiswa IAIN meningkat. Tujuan lainnya, sebagai perwujudan obsesi Anwar Musaddad “mengulamakan intelektual” dan “mengintelktualkan ulama”.

Baca juga Sirojul Munir: Dijuluki Munir Sakti Oleh Para Jagoan, Dipercaya Jadi Ketua Oleh Para Ulama Garut

Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, khususnya kristologi ini wafat pada tahun 2000 dalam usia 91 tahun.

RA Lasminingrat

RA Lasminingrat berjasa dengan membuka Sakola Kautamaan Istri Lasminingrat yang didirikan RA Lasminingrat di Garut. Lasminingrat menggerakan anak-anak gadis sanak keluarganya untuk mengikuti Sakola Kautamaan Istri. Sekolah tersebut kemudian mengalami perkembangan bahkan murid mencapai 200 orang. Setelah sekolah tersebut mendapat pengesahan dari Pemerintah Belanda, jumlah Sekolah Keutamaan Istri berkembang dan melahirkan sekolah-sekolah yang sejenis di berbagai daerah.

Prof. KH. Cecep Syarifudin dan Dr. H. Aam Hamdani

Kedua tokoh ini diketahui merupakan perintis Universitas Garut, Perguruan tinggi ternama, yang saat ini eksis di kota berjuluk Swiss van Java.
Untuk Cecep Syarifudin, juga diketahui merupakan mantan anggota DPR RI juga eks Ketua PBNU era Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Untuk menghargai dan mengenang jasanya, nama kedua tokoh ini diabadikan menjadi nama jalan.

Simak berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita GarutIntanNews.com di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUeKWD1iUxcq6U1Fe40. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Baca Juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

Banyak Dibaca