GARUT INTAN NEWS – Aksi demonstrasi ribuan honorer Kabupaten Garut dari Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) memadati jalan depan Kantor DPRD Garut pada Kamis (22/02/2024). Demonstrasi ini menjadi wujud kepedulian dan perjuangan para honorer untuk menuntut pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2024. Selain itu, mereka juga menginginkan penambahan kuota sebanyak 3000 untuk memperluas peluang pengangkatan.
Para peserta aksi, yang datang dari berbagai kecamatan di Kabupaten Garut, berkumpul di depan gedung DPRD Kabupaten Garut. Mereka membawa poster, spanduk, dan mengungkapkan aspirasi serta hak-hak mereka yang dinilai belum terpenuhi. Dalam rangkaian demo tersebut, dilakukan juga kegiatan spiritual seperti istighosah dan sholawat bersama, menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
Wakil Ketua Umum FAGAR Kabupaten Garut, Ma’mol Abdul Faqih, dalam wawancara menyampaikan prihatin dan keprihatinan terhadap nasib guru honorer di Kabupaten Garut, khususnya yang berusia 50 tahun ke atas. Ia menggarisbawahi bahaya status guru honorer yang masih berlanjut hingga usia mendekati 60 tahun tanpa pengangkatan sebagai ASN.
“Prihatin dan miris terhadap para guru di Kabupaten Garut yang sudah berusia 50 tahun ke atas yang masih berstatus guru honorer dan diangkat di usia hampir 60an yang tidak bisa menikmati, ini bahaya kalau tidak diangkat sekarang,” ungkap Ma’mol Abdul Faqih.
Faqih juga menjelaskan tuntutan mereka, yaitu diterbitkannya Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai ASN pada tahun 2024 dan penambahan kuota sebanyak 3000. Kuota tersebut terbagi untuk rekan-rekan yang sudah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan status P, serta yang tidak lulus seleksi sebelumnya. Sementara itu, 1000 kuota lainnya ditujukan untuk tenaga kependidikan atau tendik.
“Kita hanya meminta kuota sebanyak 3000 saja, kuota 2000 untuk rekan-rekan yang sudah terdaftar dapodik, berstatus P, dan yang kemarin tidak lulus seleksi, sedangkan 1000 lagi untuk tendik atau tenaga kependidikan, dimana tendik ini merupakan jantung sekolah atau pendidikan,” terang Faqih.
Terkait ketidakpastian tuntutan mereka, Faqih menegaskan bahwa para honorer telah mempersiapkan diri dengan membawa pakaian untuk menginap selama tiga hari ke depan di depan kantor DPRD atau sekitar Pemda Garut.
“Apabila tidak dikabulkan maka kita semua siap menginap di depan kantor DPRD atau sekitar Pemda sampai SK turun. Kita akan memperjuangkan SK untuk turun minggu ini,” tegas Faqih.
Aksi demonstrasi ini mencerminkan semangat perjuangan dan keinginan kuat para honorer untuk mendapatkan pengakuan dan hak yang setara dengan ASN. Mereka menyerukan keadilan dalam dunia pendidikan dan berharap agar pemerintah daerah segera merespons tuntutan mereka secara positif.