GARUT INTAN NEWS – Sebuah pertemuan pemangku kepentingan terkait HIV di tingkat kabupaten, dengan tema “Indonesia HIV Response: Eliminating the AIDS Epidemic in Indonesia by 2030 – The Global Fund Tahun 2024,” diselenggarakan di oleh PKBI Kabupaten Garut di Fave Hotel Selasa, 30 Januari 2024. Pertemuan ini diinisiasi untuk memperkuat kolaborasi dalam implementasi program-program intervensi yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah tersebut.
Dengan mengundang perwakilan legislator, perwakilan SKPD terkait, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS), pengurus PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), sektor swasta, media, peer support, dan civil society di SSR PKBI Garut yang bertujuan untuk menciptakan sinergi antara berbagai pihak terkait untuk mencapai target eliminasi AIDS di Indonesia pada tahun 2030.
Dalam pertemuan ini, Ir. Denden Supresiana, Koordinator SSR / Direktur Eksekutif PKBI Cabang Garut Gumpalan, memberikan pernyataan terkait acara tersebut. “Hari ini saya menerima mandat dari pemerintah Indonesia untuk melakukan intervensi di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasik, dan Kota Tasikmalaya. Mandat ini merupakan bagian dari akselerasi program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah tersebut, yang bersumber dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.”
Denden menjelaskan, Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan progres intervensi program di Kabupaten Garut, tetapi juga untuk memastikan bahwa laporan terkait program tersebut dapat disampaikan secara efektif kepada pemerintah. “Kami berharap bahwa sektor dalam gapensi program di Kabupaten Garut dapat berjalan dengan baik, dan kami memiliki beberapa inisiatif progresif yang akan kita diskusikan.” tandasnya.
Lebih lanjut, Ir. Denden Supresiana menyoroti bahwa meskipun telah dilaksanakan sejumlah proyek hingga Desember 2023, masih ada tantangan yang perlu diatasi. “Kami memiliki catatan yang harus diperbaiki untuk tahun 2024 ini. Targetnya adalah mencapai persentase 95-95-95, tetapi data menunjukkan bahwa kita masih di angka 88 untuk pasta 95% yang pertama. Kami akan mencoba mengukur progres melalui tiga indikator utama yang disebut dengan pastry 95 95.”
Pertemuan ini diharapkan dapat membuka ruang untuk berbagai diskusi dan inisiatif proaktif guna mempercepat capaian target pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Garut.