GARUT INTAN NEWS – Raden Ajeng Kartini merupakan sosok yang begitu berpengaruh dalam sejarah Indonesia yang memberikan inspirasi bagi perjuangan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Lewat pemikiran-pemikirannya yang revolusioner, Kartini telah menjadi ikon perjuangan emansipasi perempuan di negeri ini bahkan sampai ke kabupaten garut
Menjadi Kartini di masa kini, bukan dengan cara seperti zaman RA Kartini dahulu melainkan bagaimana berjuang, memberdayakan diri sendiri, berkontribusi bagi keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.
“Dulu Ibu Kartini berjuang dari sisi pendidikan. Tapi Kartini sekarang, harus berdaya untuk diri sendiri, memberdayakan orang di sekelilingnya, anak, saudara, tetangga, agar bisa mandiri. Kartini masa kini harus bisa berkontribusi bagi masyarakat,”ucap Euis Komalasari,salah satu perempuan tangguh asal Kecamatan Banyuresmi.
Menurut Euis, Kartini masa kini bukan perempuan yang loyo, yang mudah menyerah pada keadaan. Perempuan harus mampu bertahan, mengembangkan kreasi, inovasi, di tengah keterbatasan yang ada. Sebab, hanya mereka yang adaptif, akan mampu bertahan.
“Kita harus bisa mengidentifikasi diri masing-masing, pasionnya ke mana. Jadi nantinya yang dikerjakan itu tidak terpaksa, dan bisa profesional. Tapi, kita harus tetap belajar, empower diri sendiri agar bermanfaat. Kartini masa kini harus strong,” katanya.
Euis Komalasari yang dikenal aktif di berbagai organisasi ini terus menyuarakan bahwa setiap masa ada momen yang tidak bisa dibandingkan. Namun begitu, setiap perempuan mesti memahami dirinya, sehingga bisa fokus pada apa yang akan dilakukannya.
Dia berpesan untuk para Kartini muda, agar jangan takut mencoba hal-hal baik, untuk memantik semangat belajar maupun bekerja. Jangan takut melakukan kesalahan. Yang tidak kalah pentingnya, jangan lupa menyeimbangkan kesehatan fisik dan psikis
Semangat yang disuntikkan Kartini ini menjadi penting mengingat banyakya penghalang bagi perempuan untuk merealisaskan potensinya dalam mencapai sesuatu atau menjadi pempimpin d bidangnya. Meski secara potensi, perempuan tidak kalah dari laki-laki.