GARUT INTAN NEWS – Warga Garut mungkin tidak asing dengan area Gunung Gelap di ruas jalan Garut menuju Pameungpeuk via Cikajang. Ketika melewati ruas jalan menuju selatan Garut ini tentunya akan melewati Gunung Gelap yang namanya legendaris di Jawa Barat.
Ruas jalan Gunung Gelap kurang lebih 7 kilo meter, membentang membelah gunung, hutan dan lembah menjadikan ruas jalan Gunung Gelap berkelok-kelok dan menjadi jalan yang paling menantang di Garut.
Selain berkelok, ruas jalan Gunung Gelap terkenal karena kondisi jalannya yang teduh redup dan sunyi apalagi kalau mendung pasti berkabut di sepanjang jalan dihiasi batu – batu besar pohon – pohon besar dan jurang yang dalam.
Konon, dulunya Gunung Gelap pernah menjadi tempat pembuangan mayat korban penembak misterius (petrus) di jaman orde baru, tidak heran jika kemudian muncul cerita mistis dan membuat Gunung Gelap menjadi jalan teranker di Jawa Barat. Kendaraan yang melintas pun tidak berani berjalan sendiri ketika malam hari, minimal ada dua atau tiga kendaraan yang menemani untuk kemudian konvoi melintasi Gunung Gelap.
Dalam etimologi bahasa Sunda pun, gelap artinya adalah kilatan petir atau suara gemuruh petir. Menurut cerita warga dari mulut ke mulut, dinamai Gunung Gelap karena daerah ini menjadi tempat pertarungan dua orang jawara yang sakti di sebuah puncak gunung dan dari legenda itu jalan ini dinamai Gunung Gelap.
Syahdan, katanya sampai sekarang pertarungan ini masih berlangsung dan jika terdengar suara gemuruh dan petir berarti dua jawara itu sedang bertarung, itulah makanya disebut Gunung Gelap.
Secara administratif Gunung Gelap termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Cihurip Desa Mekarmukti. Jalan gunung gelap ini di mulai dari gerbang masuk ke kecamatan Cihurip hingga keperbatasan Desa Neglasari kecamatan Cisompet .
Sejarah Gunung Gelap sendiri memiliki sejarah cukup panjang, dibangun dari jaman kolonial Belanda untuk menghubungkan Garut dengan Pamempeuk serta daerah lain yang ada di Garut selatan.
Kini, moda transportasi sudah ramai melewati Gunung Gelap apalagi ditambah dengan banyaknya warung yang ada di pinggir jalan untuk para pengguna melepas penat dan ngopi sembari meikmati rimbunnya pepohonan menjadikan area ini tidak terasa angker.
Kendati demikian, melewati Gunung Gelap tetaplah harus berhati-hati karena kondisi jalan yang berkelok dan sempit, apalagi ketika musim hujan yang menjadikan jalan licin. Pengendara kendaraan tetaplah harus berhati-hati.