GARUT INTAN NEWS – Di tengah gemuruh modernisasi, Kampung Pasir di Desa Cintakarya, Garut, mempertahankan tradisi leluhur dengan perayaan tahun baru 1 Sura yang sarat makna. Abah Endan, Pupuhu Adat Akur Sunda Wiwitan, menyatakan bahwa perayaan ini merupakan momen refleksi dan syukur yang mendalam bagi masyarakat adat.
“Hartosna sura teh wani, wani naonana atuh? Wani dina bebeneran, wani ngalaksanakeunnana, wani tanggung jawabna sagala rupana hak anu atos katampi ku masyarakat akur sunda wiwitan” ujar Abah Endan.
“Arti Sura adalah berani, berani untuk apa? Berani dalam kebenaran, berani melaksanakannya, berani bertanggung jawab atas segala hal yang telah diterima oleh masyarakat Akur Sundawiwitan”(-red).
Sura tidak hanya sekedar perayaan, tetapi juga pengingat akan keberanian dalam menjalani kehidupan dengan nilai-nilai kebenaran dan tanggung jawab.
Perayaan 1 Sura di Kampung Pasir mengikuti Seren Taun di Cigugur, Kuningan, yang diadakan pada tanggal 20 Rayagung. Seren Taun merupakan syukuran besar yang dihadiri oleh berbagai komunitas dan keyakinan. Setelahnya, masyarakat Akur Sunda Wiwitan di Garut menyelenggarakan syukuran untuk menyambut tahun baru 1 Sura 1958, meninggalkan tahun 1957.
Perayaan 1 Sura dimulai dengan ngampih pare, sebuah ritual yang melibatkan panen padi sebagai bentuk syukur atas hasil bumi dan menyimpannya di lumbung. Masyarakat juga menyediakan hasil bumi lainnya, seperti singkong, ubi, dan buah-buahan, sebagai pengingat bahwa semua ciptaan tidak terpisahkan dari Yang Maha Kuasa.
Ritual kurasan dilakukan dua kali sehari selama perayaan 1 Sura “kurasan enjing enjing ti tabuh 5 dugika rengse. Sonten ti tabuh 6 dugika rengse, sabat kurasan” jelas Abah Endan.
“Kurasan pagi dari jam 5 sampai selesai. Sore dari jam 6 sampai selesai,” (-red).
Kurasan adalah proses pembersihan tubuh, rasa, dan jiwa, layaknya membuang dosa sedikit demi sedikit. Dengan demikian, masyarakat diajak untuk introspeksi dan perbaikan diri.
Perayaan 1 Sura oleh masyarakat Akur Sunda Wiwitan di Kampung Pasir merupakan wujud dari pelestarian tradisi dan nilai-nilai leluhur yang berfokus pada keberanian, tanggung jawab, dan kesejahteraan bersama. Tradisi ini terus hidup dan menginspirasi tidak hanya komunitas adat, tetapi juga masyarakat umum untuk terus menjaga hubungan harmonis dengan alam dan sesama.