GARUT INTAN NEWS – Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menjadi tuan rumah peluncuran program Integrasi Layanan Primer (ILP) dan Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu), yang bertujuan untuk menuntaskan stunting menuju Jawa Barat zero new stunting. Acara ini berlangsung di Gedung Art Centre Garut, Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, pada Rabu (10/07/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menjelaskan bahwa dirinya bangga akan Kabupaten Garut yang dijadikan lokasi peluncuran ini karena seluruh puskesmas di Garut telah berhasil melaksanakan ILP 100%. “Alhamdulillah, seluruh puskesmas di Garut sudah melaksanakan Integrasi Layanan Primer (ILP) 100%, kita telah berhasil dalam menerapkan ILP. Banyak kota dan kabupaten lain, tidak hanya dari Provinsi Jawa Barat namun juga dari provinsi lain, yang menjadikan Kabupaten Garut sebagai kaji banding dan terinspirasi dan menjadikan Garut sebagai contoh dalam pelaksanaan ILP di wilayah mereka,” kata Leli.
Leli menjelaskan bahwa ILP adalah salah satu program transformasi sistem pelayanan kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yang termasuk dalam transformasi pelayanan kesehatan primer. “Integrasi layanan primer adalah bagian dari transformasi sistem pelayanan kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yang termasuk dalam transformasi pelayanan kesehatan primer,” ujarnya.
Lebih lanjut, Leli menjelaskan perbedaan ILP dengan sistem pelayanan kesehatan sebelumnya. “Bedanya dengan sistem yang sebelumnya adalah kita sekarang lebih people-centred. Kalau dulu yang menjadi pusat perhatian adalah program seperti program penyakit, program ibu dan anak, dan sebagainya. Sekarang, pusat perhatian kita adalah pada siklus hidup, pada orangnya. Jadi dari mulai ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kemudian juga anak, bayi, balita, anak remaja, usia dewasa, hingga usia lansia. Semua memiliki pemeriksaan dan skrining yang perlu dilakukan, termasuk pemberian vaksinasi,” jelasnya.
Dalam sistem ILP, setiap pasien yang datang ke puskesmas akan dilihat dan dikelompokkan sesuai dengan usianya. “Kalau kita datang ke puskesmas, kita akan dilihat dan dikelompokkan sesuai usianya. Kemudian akan dilakukan skrining yang sudah berbasis rekam medis elektronik. Hal-hal yang harus diperiksa dan diskrining akan tercantum di sana, terutama pada remaja,” tambah Leli.
Ada tiga fokus utama dalam ILP, yaitu pelayanan berdasarkan siklus hidup, pelayanan terintegrasi, dan pemantauan wilayah setempat (PWS). “ILP memiliki tiga fokus utama: pertama, pelayanan berdasarkan siklus hidup; kedua, pelayanan terintegrasi dari puskesmas, pustu, posyandu, hingga kunjungan rumah dan jejaring pelayanan kesehatan lainnya; ketiga, adanya pemantauan wilayah setempat (PWS). Data tersebut akan terintegrasi dalam Aplikasi ASIK, di mana kader-kader akan mengentri data, dan rekam medis elektronik bisa terbaca di pustu, puskesmas, serta Dinas Kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan sebuah wilayah,” paparnya.
Dengan adanya ILP dan Aplikasi ASIK, diharapkan pelayanan kesehatan di Garut akan lebih terorganisir dan efektif, sehingga memudahkan pemantauan dan intervensi terhadap masalah kesehatan masyarakat, termasuk stunting.