BerandaPeristiwaDinkes Jabar Gelar Edutainment Promkes untuk Tuntaskan Stunting dengan Luncurkan ILP dan...

Dinkes Jabar Gelar Edutainment Promkes untuk Tuntaskan Stunting dengan Luncurkan ILP dan Aplikasi ASIK

GARUT INTAN NEWS – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Edutaiment Promkes Jabar dengan tujuan menuntaskan stunting menuju Jawa Barat zero new stunting serta meluncurkan ILP dan Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) se-Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Art Centre Garut, Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, pada Selasa-Rabu (9-10 Juli 2024). Acara ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, Kepala Dinas Kesehatan se-Jawa Barat, dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Garut.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, saat diwawancara mengatakan, “Hari ini kita melaksanakan edutainment yaitu suatu edukasi dan entertainment di mana di dalamnya khusus dalam rangka untuk pencegahan atau menerapkan satu tujuan kita bersama yaitu tidak ada stunting baru atau zero stunting. Dalam kegiatan ini, kita memberikan edukasi terutama kami pilih locus stunting di Kabupaten Garut ini, yaitu Desa Wanaraja, di mana kami sudah mendatangi 100 kepala keluarga yang berisiko untuk menjadi stunting.”

Vini juga menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan Pj Bupati Garut dan Kementerian Kesehatan. “Alhamdulillah didukung oleh Pak Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin, dan Kementerian Kesehatan, kami melaksanakan bakti sosial serta pembelajaran yang disebut dengan integrasi layanan primer (ILP). Integrasi layanan primer ini bertujuan untuk membangun jejaring sehingga kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas termonitor secara berkala. Hari ini juga kita launching integrasi layanan primer (ILP) dan penggunaan Aplikasi Indonesia SehatKu atau ASIK,” lanjutnya.

Dalam paparan data stunting di Jawa Barat, Vini menjelaskan hasil pengukuran dan intervensi yang dilakukan serentak pada bulan Juni. “Kemarin kami melaksanakan kegiatan pengukuran dan intervensi serentak, dan dari hasil tersebut, kalau melihat data real-time dari kurang lebih 3.141.000 balita, angka stuntingnya ada di 188.268. Jadi, itu sebanding dengan 5,7% berdasarkan data terbaru. Meskipun survei menunjukkan angka 21,7%, kami lebih fokus pada jumlah riil anak yang harus diintervensi,” ungkap Vini.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapai target stunting 14% pada tahun 2024. “Target kami adalah menurunkan stunting hingga 14% di tahun 2024, dan ini bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kolaborasi dari masyarakat dan lintas sektor, serta peran media untuk menyampaikan tentang bahayanya stunting bagi kehidupan di masa mendatang. Stunting tidak hanya menyebabkan gagal tumbuh, tetapi juga berdampak pada kesehatan jangka panjang seperti risiko penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes di usia produktif,” jelasnya.

Vini juga memaparkan berbagai program yang dilakukan untuk meminimalisir stunting, termasuk kebijakan lokal setiap kota dan kabupaten di Jawa Barat. “Untuk Pemprov Jawa Barat, kami sedang mengembangkan budaya yang disebut Sobat Si Jumo dan Jamilah. Sobat Si Jumo adalah peningkatan literasi kepada masyarakat melalui e-comic yang menyampaikan informasi tentang stunting, imunisasi, DBD, dan TBC. Sedangkan Jamilah adalah Jaga Ibu Hamil Lingkungan Bersih dan Sehat,” terang Vini.

Ia menjelaskan dua prinsip utama dalam Jamilah, yaitu pada saat hamil dan setelah melahirkan. “Ibu hamil diharapkan minum tablet tambah darah, minimal enam kali melakukan pemeriksaan kepada tenaga kesehatan, dan makan makanan berprotein tinggi. Untuk bayi usia 0-6 bulan, diberikan ASI eksklusif, dan usia 7-24 bulan diberikan ASI serta makanan pendamping ASI yang mengandung protein,” tambah Vini.

Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, juga menyampaikan dukungannya terhadap program ini. “Kami sangat mendukung program Edutaiment Promkes Jabar dan peluncuran ILP dan Aplikasi ASIK. Ini adalah langkah penting untuk memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan terhindar dari stunting. Kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini,” ujar Barnas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, menambahkan, “Ini memang acaranya Provinsi Jawa Barat yang pertama terkait dengan edutainment dalam rangka mensosialisasikan Germas. Kemarin ada kunjungan terhadap 100 rumah yang memang ada balita stunting, diberikan edukasi dan bantuan. Kemudian hari ini adalah launching ILP se-Jawa Barat dan juga penggunaan Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu).”

Leli juga menjelaskan alasan Kabupaten Garut dijadikan lokus launching ILP dan Aplikasi ASIK. “Kabupaten Garut dijadikan lokus launching ini karena alhamdulillah seluruh puskesmas di Garut sudah melaksanakan Integrasi Layanan Primer (ILP) 100%. Banyak kota dan kabupaten lain, tidak hanya dari Provinsi Jawa Barat namun juga dari provinsi lain, yang menjadikan Kabupaten Garut sebagai kaji banding dan terinspirasi untuk melaksanakan ILP di wilayah mereka,” ungkap Leli.

Simak berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita GarutIntanNews.com di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUeKWD1iUxcq6U1Fe40. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Baca Juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

Banyak Dibaca