GARUT INTAN NEWS – Musim panen di Garut, khususnya pada tanaman padi, merupakan saat yang dinanti-nantikan oleh para petani setempat. Lokasi panen yang menarik perhatian banyak orang adalah sekitaran Jalan Ibrahim Adjie.
Petani di sekitar Jalan Ibrahim Adjie masih mengandalkan metode pertanian tradisional dalam menanam dan memanen padi. Mereka menggunakan pengetahuan turun-temurun untuk memilih varietas padi yang sesuai dengan tanah dan iklim Garut. Sistem irigasi juga dibangun dengan cara yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, memastikan pasokan air yang tepat selama musim tanam.
Bulan Maret menjadi musim panen di Garut. Pada saat ini, sawah di sekitaran Jalan Ibrahim Adjie mulai berubah warna menjadi emas kekuningan, menandakan kematangan padi. Petani dengan semangat mengumpulkan keluarga dan tetangga untuk bergotong-royong dalam proses panen.
Sawah-sawah yang melintasi wilayah ini menjadi lahan subur bagi tanaman padi. Para petani berkumpul di sini, membawa alat-alat tradisional seperti sabit dan mesin pemotong padi sederhana. Kebersamaan dan gotong-royong menjadi inti dalam proses panen.
Meskipun sistem pertanian tradisional memiliki nilai budaya yang tinggi, petani di sekitar Jalan Ibrahim Adjie juga menghadapi beberapa tantangan. Perubahan iklim dan kebutuhan akan peningkatan produktivitas mendorong mereka untuk mengevaluasi metode pertanian yang mereka gunakan.
Menghadapi perubahan zaman, pertanian di Garut perlahan mulai memasuki era modern. Petani mulai mempertimbangkan integrasi teknologi dalam proses pertanian mereka. Meskipun demikian, mereka tetap berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi bagian dari identitas mereka.