GARUT INTAN NEWS – Pesatnya kemajuan moda transportasi membuat jumlah kereta kuda atau Delman lambat laun kian berkurang. Pada moment bulan Ramadhan seperti ini, delman yang dahulu kala menjadi primadona masyarakat kini justru sepi peminat di kabupaten garut.
Hal itulah yang dialami kusir delman yang biasa mangkal di perempatan tarogong kaler. Menurut dadan salah satu kusir andong, keberadaan moda transportasi andong dari tahun ke tahun semakin berkurang drastis. Bahkan sampai saat ini masih belum terlihat adanya regenerasi dari kalangan muda.
Eksistensi delman atau andong di sejumlah kota besar tanah air mulai tersingkir. Hal ini karena perkembangan transportasi publik yang kian nyaman dan praktis.
Sama halnya seperti yang terjadi kepada pada pengemudi delman di wilayah Kabupaten garut ini. Jika dulu tansportasi tenaga kuda ini dengan mudah di temukan di wilayah kabupaten garut sekarang sudah sangat sulit ditemui.
“Sekarang delman sudah jarang, dulu masih ada 30\’an yang beroperasi, sekarang paling tinggal 10 yang masih beroperasi,
Warga kampung cipari , Desa sukarasa Kecamatan pangatikan ini mengakui jika transportasi yang semakin modern dan banyak pilihan membuat mata pencahariannya kian menurun. Bahkan untuk hanya sekadar bisa membawa pulang uang Rp50 ribu sehari sampai 100 ribu perhari
Pria yang sudah sejak SD menjadi kusir delman itu pun hanya mencoba bertahan dari gerusan roda zaman yang terus berputar. Sebab harus disadari jika masa keemasan angkutan andong sudah terlewati dan hanya sebagian kecil masyarakat saja yang masih setia.
“Paling sekarang penumpangnya ibu-ibu yang mau ke pasar, kalau anak-anak muda udah pakai motor semua atau ojeg kalau pergi ke pasar,” imbuhnya.
Dia mengaku tidak memasang tarif untuk sekali jalan, namun biasanya penumpang memberikan uang antara Rp5.000 sampai Rp10.000. Sementara agar bisa bertahan akibat penurunan minat penumpang, sebagian kusir delman ada yang mencari pendapatan lebih di tempat wisata dengan menyewakan kuda tunggang ketika musim liburan tiba.