GARUT INTAN NEWS – Hujan yang mengguyur di Kabupaten Garut dalam seminggu ini bisa jadi menjadi momen tersendiri bagi anak-anak untuk sejenak meninggalkan bermain gadget dan fokus bermain hujan.
Salah satunya, sekelompok anak di kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, yang sedang asyik bermain di luar rumah berhujan-hujanan dan memainkan air sambil tertawa riang. Sementara ada sebagian anak-anak lain yang memilih berdiam diri di rumah fokus dengan bermain game hape karena hujan tak menarik bagi dirinya.
Anak-anak Patarumah yang bermain dan berhujan-hujanan sepulang sekolah itu terlihat bergembira di bawah guyuran hujan deras, Kamis (5/12/2024).
Salah satu anak bernama Rahmat, mengungkapkan dirinya senang bisa bermain hujan – hujanan dan bisa bermain air dengan teman – teman karena merasa bosan main game di hp.
“Kalau gak main hape, tempat bermain yang asyik gak ada lagi, sekarang mah lapangan yang dulu tempat main bola dan main petak umpet sudah habis di pake rumah,” ungkapnya polos.
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bermain menjadi keseharian aktivitas anak-anak. Ketersediaan ruang yang representatif dan ramah anak menjadi hal yang susah ditemukan di area perkotaan terutama perkampungan padat penduduk.
Bermain menjadi keseharian aktivitas anak-anak. Keterbatasan ruang bermain kadang membuat anak bermain di tempat-tempat yang sebetulnya kurang layak atau malah berbahaya.
Meningkatkan Fasilitas Ramah Anak
Pentingnya fasilitas ramah anak ini tidak hanya menjadi tanggung jawab individu atau pengelola tempat publik, tetapi juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah kabupaten garut perlu menyusun kebijakan dan peraturan yang lebih ketat terkait desain dan pengelolaan fasilitas publik yang ramah anak.
Misalnya, pengaturan agar tempat-tempat publik, seperti kafe, warung kopi, dan objek wisata, menyediakan area bebas asap rokok dan memastikan bahwa fasilitas yang ada aman dan nyaman untuk anak-anak.
Selain itu, pemerintah juga harus melibatkan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan yang ramah anak. Ini bisa dilakukan melalui sosialisasi mengenai pentingnya menciptakan ruang publik yang inklusif dan aman, serta melalui pembangunan fasilitas yang memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan anak-anak.