GARUT INTAN NEWS — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam menciptakan kemandirian bagi warga binaan melalui berbagai inovasi kreatif. Sejak kepemimpinan Rusdedy sebagai Kepala Lapas Garut, sederet terobosan baru mulai bermunculan dan berkembang pesat.
Saat ini Belasan kegiatan produktif berlangsung di dalam Lapas Garut. Program-program tersebut mencakup berbagai sektor seperti agribisnis, peternakan, perikanan, pengelolaan limbah, koperasi, dan UMKM.
Beragam unit usaha turut digerakkan, mulai dari batik, konveksi, hingga kedai. Salah satu yang menjadi sorotan adalah produk turunan kelapa coir shade, yang bahkan sudah beberapa kali berhasil menembus pasar ekspor. Tidak berhenti di situ, Lapas Garut kini sedang merancang produksi kopi skala besar yang ditargetkan untuk kebutuhan ekspor.
Inovasi tersebut, menurut Rusdedy, lahir berkat perluasan jaringan dan kolaborasi dengan berbagai pihak di luar lingkungan lapas. Dalam sebuah podcast bersama Garut Intan News, ia menegaskan pentingnya peran seorang kepala lapas dalam membangun jejaring.
“Sebenarnya itu kan bagaimana kita membentuk jejaring aja, jadi kalapas itu harusnya tidak hanya tahu dalam tembok kotak ini aja. Kalau saya, untuk urusan dalam itu urusan lapis dua, kasi-kasi gitu kan. Kalau saya sudah lebih banyak untuk bagaimana saya membangun jejaring di luar,” ungkapnya.
Rusdedy menegaskan bahwa pembinaan kemandirian ini bukan sekadar program tambahan, melainkan amanat yang harus dijalankan sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menjadi pengganti UU Nomor 12 Tahun 1995. Melalui pembinaan ini, warga binaan diberi keterampilan agar setelah bebas dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif.
Tak hanya itu, ia menyampaikan bahwa aktivitas produktif di lapas sangat berpengaruh terhadap keamanan dan ketertiban. Ia mencontohkan bahwa kondisi di lapas tidak jauh berbeda dari kehidupan di luar.
“Sama dengan di luar, kalau tingkat pengangguran tinggi pasti kejahatan juga tinggi. Di lapas juga sama seperti itu, kalau napi-nya nganggur semua pasti banyak kejahatan,” ujarnya sambil becanda.
Dengan berbagai terobosan dan program kemandirian ini, Lapas Garut terus bergerak sebagai lembaga pembinaan yang tidak hanya fokus pada keamanan, tetapi juga membangun masa depan warga binaan melalui kreativitas, kerja keras, dan jejaring yang luas.
