GARUT INTAN NEWS – Suasana di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut kini memiliki cerita baru. Deru pintu besi yang beradu, langkah tegas petugas yang tak mengenal waktu, hingga kesunyian malam yang menyelimuti blok-blok hunian, semua menjadi bagian dari denyut kehidupan di balik tembok tinggi itu. Di sana, keamanan bukan sekadar rutinitas, melainkan urat nadi yang harus terus dijaga.
Mulai 1 September 2025, sebuah inovasi sederhana namun penuh makna hadir: sepeda patroli. Roda sepeda kini berputar melewati lorong-lorong hunian, halaman luas, hingga area steril dalam kompleks Lapas. Kehadiran sepeda ini menjawab keresahan akan beratnya tugas kontrol yang menuntut kecepatan, ketahanan, sekaligus efektivitas.
Kalapas Garut, Rusdedy menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya soal fasilitas, melainkan strategi penguatan keamanan.
“Sepeda ini kami hadirkan agar petugas bisa bergerak lebih cepat dan sigap. Patroli bukan sekadar rutinitas, tapi kunci deteksi dini gangguan keamanan dan dengan sepeda, jarak tak lagi jadi hambatan,” jelasnya.
Patroli bersepeda berlangsung sepanjang hari, 24 jam penuh. Setiap jam, petugas jaga dari pos pengamanan berkeliling area, dilanjutkan oleh Karupam, perwira piket, hingga pejabat struktural yang turut memastikan kondisi tetap terkendali. Jadwal ini berjalan tanpa henti, sebab keamanan Lapas adalah tanggung jawab bersama. Bagi petugas, sepeda patroli menjadi penyegar dalam rutinitas yang berat.
“Kalau dulu harus jalan kaki keliling area yang cukup luas, sekarang terasa lebih ringan, kami bisa lebih cepat tiba di titik rawan, sekaligus menghemat tenaga, tapi yang paling penting, kami bisa lebih fokus mengamati sekitar,” ungkap salah satu petugas, sambil menepuk setang sepeda yang masih berembun di pagi hari.
Kehadiran sepeda juga membawa suasana baru. Patroli kini tak hanya soal ketegangan, tetapi juga ruang interaksi yang lebih cair. Sapaan ringan kepada warga binaan, keakraban di antara sesama petugas, dan semangat kebersamaan ikut tumbuh. Keamanan hadir dengan wajah yang lebih humanis.
Tak hanya mengandalkan kekuatan internal, program ini turut diperkuat dengan sinergi bersama TNI dan Polri. Kolaborasi tersebut menjadi pengingat bahwa menjaga Lapas berarti juga menjaga ketertiban masyarakat secara luas.
Lebih dari sekadar fasilitas, sepeda patroli membawa pesan mendalam: keamanan tidak hanya bergantung pada pagar tinggi atau jeruji besi, melainkan pada kesiapan, kerja sama, dan inovasi. Di Garut, roda sepeda kini berputar tanpa henti—menjadi simbol kewaspadaan yang hidup, menjaga tembok yang tak pernah tidur.