BerandaIntanBizCoir Shade, Ubah Limbah Jadi Produk Bernilai Tinggi : Lapas Garut Berdayakan...

Coir Shade, Ubah Limbah Jadi Produk Bernilai Tinggi : Lapas Garut Berdayakan Ratusan Warga Binaan

GARUT INTAN NEWS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Garut kini memiliki program unggulan yang memberdayakan warga binaan melalui pengolahan sabut kelapa menjadi produk bernilai jual tinggi. Program ini menjadi bentuk pelaksanaan tugas pembinaan kemandirian warga binaan.

“Garut yang berada di Priangan Timur punya banyak limbah sabut kelapa yang dikelola oleh masyarakat. Karena itu saya memilih pengelolaan sabut kelapa bagi warga binaan di Lapas Garut,” kata Rusdedy, Kepala Lapas Garut.

Program ini dijalankan melalui kerja sama dengan perusahaan Coir Indonesia yang memproduksi coir shade milik Cepi Mangkubumi. Warga binaan dilibatkan secara langsung sebagai tenaga kerja dalam proses pengolahan sabut kelapa. Karena sifat pekerjaannya yang padat karya, banyak warga binaan dapat dilibatkan tanpa memerlukan keahlian khusus.

“Memproduksi coir shade dari sabut kelapa ini napi cukup diajar 2-3 hari langsung sudah bisa. Dengan semakin banyak berlatih langsung bekerja keterampilannya semakin tinggi sehingga lebih banyak coir shade yang dihasilkan. Jadi apa yang kita pilih ini memang sangat cocok dan relevan untuk diterapkan di lapas karena hampir semua warga binaan bisa terlibat,” katanya.

Selain memberi kesibukan yang positif, kegiatan ini juga memberikan penghasilan bagi warga binaan. Mereka tidak hanya terampil menganyam, tetapi juga mampu menghasilkan pendapatan sendiri.

“Jadi selama ada di dalam lapas mereka produktif, ada penghasilan yang bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari di lapas, tidak membebani keluarga bahkan bisa membekali keluarga bila ada yang datang berkunjung dan bisa menabung,” ujar Rusdedy.

Kegiatan ini juga berdampak positif bagi Lapas sebagai institusi pembina. Tugas pembinaan kemandirian berjalan optimal dengan pemberian upah bagi warga binaan.

Selain itu, negara mendapat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 10% dari nilai jual produk setiap tahunnya. Tidak hanya itu, petugas pembinaan, pengawasan, dan pengamanan juga memperoleh insentif 10% dari total upah warga binaan.

Program ini turut memberi manfaat luas bagi masyarakat dan pelaku usaha. Limbah sabut kelapa yang semula tak bernilai kini menjadi sumber penghasilan, sementara sejumlah pabrik cocofiber dan rope yang nyaris gulung tikar kembali hidup karena mendapat dukungan tenaga kerja dari Lapas Garut.

“Sampai sekarang Kang Cepi dan kami masih kekurangan bahan baku. Ini peluang bagi masyarakat untuk membuka pengolahan sabut jadi cocofiber dan rope. Nilai ekonomi secara makro mungkin tidak terlalu besar tetapi multiplier efeknya lumayan dan memberi penghasilan bagi masyarakat dan warga binaan,” tambahnya.

Dari sisi industri, keterlibatan lapas membantu perusahaan memenuhi target produksi, terutama saat kekurangan tenaga kerja atau saat hari libur.

Terkait efektivitas program, Rusdedy menyebut bahwa pengolahan sabut kelapa adalah satu-satunya kegiatan produktif di lapas yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Saya 25 tahun menjadi petugas lapas dan berani menyimpulkan bahwa satu-satunya kegiatan produktif yang banyak menyerap tenaga kerja dalam lapas adalah pengolahan sabut kelapa,” ujarnya.

Proses produksi dimulai dari pencacahan sabut, penguraian, pengayakan menjadi cocofiber dan cocopeat, lalu cocopeat digunakan sebagai media tanam dan pupuk. Cocofiber diolah menjadi tali (rope), kemudian dianyam menjadi kain dan dipotong sesuai pesanan menjadi coir shade. Semua proses tersebut dapat dilakukan di dalam lapas.

“Jadi napi tidak hanya makan tidur saja di lapas, mereka sudah diberi makan, tempat tidur, dijaga, sakit diobati oleh negara. Dengan adanya kegiatan ini setidak-tidaknya mereka memberi manfaat balik bagi negara dan masyarakat. Pengolahan sabut kelapa mampu mewujudkan ini,” ujar Rusdedy.

Dibandingkan dengan kegiatan lain seperti peternakan dan pertanian yang hanya menyerap sedikit tenaga kerja, pengolahan sabut kelapa di Lapas Garut mampu melibatkan hingga 200 warga binaan.

Simak berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita GarutIntanNews.com di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUeKWD1iUxcq6U1Fe40. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Baca Juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

Banyak Dibaca