GARUT INTAN NEWS – Sekretaris Jenderal Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimpas), Asep Kurnia bersama Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Permasyarakatan monitoring program di Lapas Kelas II A Garut serta memberikan arahan dan pedoman dari program Asta Cita dan 13 Program Prioritas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Dalam pantauannya, Sekjen Kemenimpas mengapresiasi produk hasil dari warga binaan Lapas Garut, salah satunya Coir Shade yang kini menjadi bernilai yang terbuat dari sabut kelapa yang akan di ekspor ke Prancis.
“saya tentunya sebagai orang Garut senang ya, artinya mudah mudahan Lapas Garut ini bisa menjadi percontohan bagi Lapas-Lapas yang lainnya,” uangkap Sekjen Kemenimpas.
Sekjen juga menyoroti bagaimana program ketahanan tangan diintegrasikan dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitaran lapas. Seperti domba Garut yang akan di besarkan dan dikembangkan oleh Kementrian di Nusa Kambangan.
“Nah salah satunya domba garut di sini saya lihat tadi wah luar biasa nih, Ada sekitar 400an lebih dipilah ya mana yang benar-benar fresh dan juga ada yang sakit penanganannya seperti apa,” ungkapnya.
Apresiasi tersebut terlihat pengelolaan di Lapas Garut sudah terpola dan dikelola dengan profesional. Dengan cara bekerjasama dengan mitra yang nantinya bisa menghasilkan untuk warga binaan.
Saat monitoring, Sekjen Kemenimpas juga melihat proses pembangunan pengolahan sampah dan maggot, kandang ayam petelur, pabrik pakan dan rumah pemotongan hewan serta sampai perikanan.
“saya ingin lihat nanti kalau memang sudah jadi bagaimana perkembangannya, kita menginginkan Lapas Garut ini dalam proses pertahanan pangan ini terintegrasi,” ungkapnya.
Dalam pemasaran, Sekjen Kemmenimpas menjelaskan yang paling mudah pemasarannya bagi warga binaan. Pasalnya Menteri Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menargetkan 5% dari anggaran itu harus mempergunakan model ketahanan Pangan yang ada di dalam lapas.
“Jadi dari Dirjen Permasyarakatan itu sudah membuat pedoman dan seluruh lapas itu sesuai dengan kemampuannya dia itu wajib untuk dipenuhi seperti dia menyerap produk-produk dari Lapas itu untuk keluarga-keluarga warga binaan. Kita sudah membuat satu aturan minimal lima persen dari anggaran itu harus ambil dari produk bahan-bahan itu dari dalam,” pungkas Sekjen.
Dalam kunjungannya, Sekjen juga melihat Open camp untuk warga binaan yang sudah asimilasi dan dia dilatih agar bisa bergaul dengan masyarakat dan disiapkan untuk memiliki keahlian saat di masyarakat.