GARUT INTAN NEWS- Kehidupan tak selalu memberi kemudahan, terutama bagi Kakek Ayi (bukan nama sebenarnya), seorang pencari sampah plastik yang menjalani profesi ini di usia senjanya.
Dengan semangat mencari nafkah, kakek ini menjelajahi jalan-jalan depan pasar wisata Samarang, mengejar rupiah dari sampah-sampah yang ditemuinya.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Kakek Ayi bukanlah hal yang mudah. Plastik bekas air mineral, yang menjadi salah satu sumber penghasilannya, kadang-kadang sulit untuk ditemukan. Akibatnya, dia memperluas jangkauan pencariannya hingga ke daerah Cisurupan. Dengan langkah yang sudah tidak lagi sekuat dulu, Kakek Ayi terus berjalan di bawah teriknya panas matahari, mencari sampah yang bisa menjadi mata pencahariannya.
Penghasilan yang didapat dari menjual sampah plastik bekas air mineral tidak sebanding dengan usaha yang dia lakukan. Hanya Rp 4000 per kilogram sampah yang berhasil dia kumpulkan, dan prosesnya pun tidak instan. Kakek Ayi harus mengumpulkan sampah plastik tersebut selama berhari-hari sebelum akhirnya ditukarkan dan dijual kepada pengepul.
“Dengan penghasilan seperti itu, tentu sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebulan sekali baru dapat Rp 400 ribu, dan lebihnya harus digunakan untuk kebutuhan apa pun,” ucap Kakek Ayi dengan pasrah.
Kepasrahannya menjadi gambaran betapa tegar Kakek Ayi menjalani kehidupannya. Di usianya yang tidak lagi muda, dia tetap gigih dan tidak mau bergantung pada orang lain. Meskipun pekerjaannya tak menghasilkan banyak, keberanian dan semangat hidupnya patut diacungi jempol.
Kita sebagai sahabat baik dan para dermawan di Kabupaten Garut, mari ringankan beban Kakek Ayi dan berikan kehidupan yang lebih baik baginya di masa depan. Caranya mudah, cukup datangi pasar wisata Samarang, karena Kakek Ayi selalu berada di sana setiap hari untuk mengumpulkan plastik bekas air mineral. Sebuah kepedulian besar bisa dimulai dari kepedulian yang kecil. Yuk, bantu Kakek Ayi!