BerandaHukumLapas Garut Torehkan Inovasi Pemasyarakatan Nasional, Prof. Adrianus: "Jangan Biarkan Ini Hanya...

Lapas Garut Torehkan Inovasi Pemasyarakatan Nasional, Prof. Adrianus: “Jangan Biarkan Ini Hanya Jadi Cerita Sukses Satu Tempat”

GARUT INTAN NEWS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut mendapat perhatian khusus dari Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala, dalam kunjungannya yang difokuskan pada studi penologi. Ia mengapresiasi berbagai terobosan dan program inovatif yang dinilai tidak lazim ditemukan di lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia.

Prof. Adrianus menyoroti sejumlah program produktif yang dijalankan Lapas Garut, seperti peternakan domba dan ayam, pembibitan lalat maggot, budidaya ikan lele, pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk ekspor, serta pemanfaatan lahan tidur untuk kegiatan bernilai ekonomi. Menurutnya, langkah-langkah tersebut merupakan bentuk konkret kemajuan fungsi pemasyarakatan yang melampaui pendekatan administratif.

“Hal-hal seperti pelatihan kopi sudah mulai banyak diadopsi lapas lain, tetapi peternakan domba, maggot, hingga lahan tidur yang diolah produktif, itu belum menjadi hal lazim. Lapas Garut menjadi pengecualian dalam arti positif,” ungkapnya Pada Selasa (15/07).

Salah satu aspek yang juga menuai pujian adalah pembentukan koperasi sebagai model kemitraan eksternal. Bagi Prof. Adrianus, langkah ini adalah solusi cerdas yang memungkinkan Lapas tetap menjalankan fungsi pembinaan tanpa melanggar batas-batas formalnya. Koperasi dinilai sebagai badan legal yang mampu menjembatani kerja sama produktif dengan pihak luar.

“Koperasi ini menjadi barrier yang sehat antara Lapas dan pihak luar. Ia menjembatani kegiatan produktif tanpa membuat Lapas menyalahi batas-batas fungsionalnya,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas pengurus koperasi agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang. Lebih jauh, ia menyebut bahwa pendekatan koperasi di Lapas Garut sangat sejalan dengan visi Presiden RI, Prabowo Subianto, yang menempatkan koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.

“Ini adalah inovasi struktural yang bisa ditiru secara luas,” tegasnya.

Namun, di balik pujian tersebut, Prof. Adrianus juga mengingatkan pentingnya menjaga kesinambungan inovasi. Ia menyoroti lemahnya sistem yang kerap membuat program berhenti ketika terjadi pergantian kepemimpinan.

“Ini penyakit laten kita. Banyak kepala lapas yang punya inisiatif hebat, tapi saat mereka dipindah, tidak ada sistem yang memastikan programnya lanjut,” katanya.

Ia menegaskan perlunya sistem replikasi dan standarisasi agar inovasi tidak bergantung pada satu sosok semata. Kritik juga disampaikan terkait sistem kepegawaian pemasyarakatan yang menurutnya belum memberi ruang cukup bagi pengembangan SDM. Masa tugas yang singkat dan minimnya insentif dianggap menghambat lahirnya program-program jangka panjang.

“Kalau tidak ada reward, tidak ada insentif struktural, lalu untuk apa orang berjuang lebih? Mereka akhirnya sekadar menyelesaikan tugas, bukan membuat perubahan,” ujar Prof. Adrianus.

Sebagai penutup, ia mendorong agar inovasi Lapas Garut tidak berhenti sebagai cerita sukses lokal, melainkan menjadi model nasional yang dapat direplikasi secara luas. Ia berharap Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan serta Ditjen Pemasyarakatan menjadikan Lapas Garut sebagai blueprint reformasi modern dalam sistem pemasyarakatan.

“Jangan biarkan ini hanya jadi cerita sukses satu tempat. Harus ada upaya untuk menyalin keberhasilan ini ke wilayah lain,” tandasnya.

Simak berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita GarutIntanNews.com di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaUeKWD1iUxcq6U1Fe40. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Baca Juga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

Banyak Dibaca