GARUT INTAN NEWS – Melalui kegiatan Ngalungsur Pusaka di Makam Godog yaitu pemindahan barang pusaka yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Maulid, Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi Makam Godog. Makam ini terletak di Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Identik dengan sosok Prabu Kian Santang yang merupakan tokoh besar penyebar Agama Islam di Garut. Beliau juga dulunya seorang Panglima di Kerajaan Padjajaran yang gagah berani.
Menurut pengetahuan Dayat Hidayat selaku Juru Kunci tertua di Makam Godog, Prabu Kian Santang tidak pernah mengeluarkan darah sampai akhirnya mendapat petunjuk untuk menemui Sayyidina Ali.
“Dengan tongkat Ali, beliau itu kalah, sampai keluar darah. Dari situ perjuangan beliau selama kurang lebih 12 tahun di Mekkah beliau tidak mau pulang ke Pulau Jawa. Dikarenakan mati pun, dikubur pun mau di tanah Mekah,” ungkap Dayat.
Singkatnya, dengan petunjuk Ali, Prabu Kian Santang akhirnya singgah di Garut dan memutuskan untuk di Makamkan disana. Masyarakat bisa mengetahui bagaimana peninggalan Prabu Kian Santang yang digunakan semasa hidupnya. Kegiatan ngalungsurkeun pusaka ini memberikan wawasan mengenai kehidupan terdahulu. Dayat juga menyebutkan bahwa Pusaka tersebut dikeluarkan untuk dipelihara, dicuci, dan disimpan lagi sehingga sampai saat ini terbukti masih ada.
Selain ngalungsur pusaka, kegiatan ini juga diisi dengan kegiatan khitanan, haol, dan hiburan musik yang dibawakan oleh penyanyi khusus, Ameygancell, dari Pasulukan Loka Gandasasmita yang diketuai oleh Mama Haji Derajat.
Lagu yang dibawakan bernuansa religi dan merupakan ciptaan sendiri yang mengangkat Kota Garut. Di kegiatan ini, ia menciptakan sebuah lagu yang relevan tentang tokoh Agama Islam terkemuka Garut, Kanjeng Sunan Rohmat Suci.
“Dan ini lantunan lagunya pas momen di acara haol Kanjeng Sunan Rohmat Suci. Saya bangga sekali menjadi bagian dari karuhun Kota Garut. Dan kewajiban bagi kita untuk mengangat nilai-nilai budaya baik Sunda ataupun agamanya,” jelasnya.
Ratusan orang berkunjung untuk melihat peninggalan Sejarah dari tokoh agama besar ini. Selain untuk kepentingan khitanan, mereka juga ingin mengabadikan momen dengan berfoto. Tak heran jika banyak tokoh-tokoh penting yang ikut hadir untuk mendukung kegiatan ini.
Sehingga dihadirkan juga Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Mia Herlina, yang mana dikatakan bahwa setiap tahun memang kegiatan pelestarian budaya ini selalu diadakan.
“Pelestarian ini selalu diadakan sehingga budaya kita semakin lestari, anak-anak juga semakin mengetahui adanya pusaka-pusaka yang masih ada dan ditinggalkan oleh sepuh-sepuh kita terdahulu,” ungkapnya.
Sementara Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Irwan Hendarsyah juga ikut menyampaikan sesuatu tentang pentingnya peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut dalam mendukung kegiatan berkebudayaan.
“insya allah kegiatan tahun depan akan semakin baik, jika kita bersama-sama lebih kuat lebih solid. Saya pastikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut akan lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan berkebudayaan karena tertulis jelas ada dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017,” ungkapnya Ketika diwawancarai oleh Garut Intan News.
Selaras dengan harapan Dayat Hidayat selaku Juru Kunci, untuk melestarikan kegiatan budaya ini perlu bantuan lebih dari berbagai pihak yang bersangkutan.
“Untuk kedepannya mungkin ditingkatkan lagi, perihal dananya, kalo bisa mah dari dinas terkait juga seperti Dinas Purbakala, Seni Budaya dan segala bidangnya, kami harap untuk membantu untuk kemajuan di Lokasi,” tutupnya.
Penulis: Tegar Setiadi