GARUT INTAN NEWS – Memasuki akhir tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag & ESDM) memantau perkembangan harga kebutuhan pokok menjelang peringatan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi diperkirakan menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi pasokan sejumlah komoditas.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan & ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, menuturkan kondisi cuaca saat ini turut berpengaruh terhadap ketersediaan bahan pangan.
“Ditambah sekarang kondisi natal menjelang akhir tahun ini dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrim, curah hujan yang masih cukup tinggi diperkirakan sampai menjelang pergantian tahun, bahkan mungkin sampai di bulan Februari. Ini memang berpotensi menimbulkan ketersediaan stok terhadap beberapa komoditi,” Ujarnya pada Selasa (09/12).
Ridwan mengungkapkan, berdasarkan pemantauan hingga minggu pertama Desember, secara umum harga bahan pokok masih relatif stabil dibanding bulan sebelumnya. Meski begitu terdapat beberapa komoditi yang mulai menunjukkan kenaikan.
“Ada kenaikan itu di dua komoditi yaitu untuk di cabai rawit hijau dan cabai rawit merah, kemudian untuk di bawang merah dan bawang putih impor, ditambah dengan daging ayam boiler,” katanya.
Sementara itu, sejumlah komoditi justru mengalami penurunan harga, terutama jenis cabai tertentu.
“Menurun itu untuk cabai merah keriting dan cabai merah biasa. Ini turun cukup drastis hampir 9 persen yaitu 8,8 persen untuk cabai merah keriting dan 4,1 persen untuk cabai merah biasa,” ungkapnya.
Menurut Ridwan, momen akhir tahun memang berpotensi meningkatkan permintaan pasar sehingga turut memengaruhi harga, meskipun tren tahunan sejauh ini dinilai masih dalam kondisi normal.
Selain itu, masuknya musim tanam juga membuat sebagian produksi membutuhkan waktu untuk kembali normal.
“Untuk panen itu diperkirakan sekitar 2 bulan lagi, di bulan Januari, awal Februari itu mulai panen kembali,” jelasnya.
Ia memastikan Garut masih dalam kondisi surplus untuk sejumlah komoditi, sehingga tidak perlu khawatir terjadi kekurangan pasokan.
“Kalau kekurangan kami rasa Garut ini malah surplus ya untuk beberapa komoditi. Hanya memang naik turunnya permintaan ini yang sendiri berpengaruh terhadap harga,” katanya.
Selain kebutuhan rumah tangga, meningkatnya permintaan juga dipengaruhi bertambahnya aktivitas dapur MBG (Makan Bergizi Gratis) di berbagai wilayah.
“Terutama juga sekarang masih terus bertambahnya aktivasi di beberapa dapur MBG. Ini yang masih memberikan pengaruh terhadap permintaan yang cukup tinggi,” jelasnya.
Beberapa komoditi yang berpotensi mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru antara lain:
• cabai rawit hijau
• cabai rawit merah
• bawang merah
• bawang putih impor
• daging ayam boiler
“Khususnya untuk kebutuhan reguler juga memang cukup tinggi terutama di akhir tahun ditambah untuk kebutuhan pemasokan ke dapur MBG,” tutup Ridwan.
