GARUT INTAN NEWS – Rangkaian Roadshow Hari AIDS Sedunia (HAS) 2025 yang digelar Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Garut memasuki hari kedua dengan antusiasme peserta yang tetap tinggi. Pada kegiatan ini, PKBI Garut kembali menghadirkan diseminasi informasi, edukasi kesehatan, serta layanan pemeriksaan melalui mobile clinic, mencakup tes HIV, Infeksi Menular Seksual (IMS), TBC, layanan PREP, pengobatan HIV, hingga screening dan cek kesehatan gratis, Rabu (19/11).
Roadshow tahun ini mengusung tema “Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS” serta “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV”, yang menekankan pentingnya kepedulian kolektif dan akses layanan yang merata untuk seluruh lapisan masyarakat.
Direktur Eksekutif PKBI Garut, Deden Supresiana menegaskan bahwa memperingati 1 Desember bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum refleksi dan evaluasi arah gerakan penanggulangan HIV/AIDS.
“Sebuah coretan, entah sahih entah salah, tapi terinspirasi dari para pejuang HIV yang terus menjaga prinsip dan etikanya,” demikian salah satu pesan reflektif yang disampaikan.
Sejalan dengan sejarah Hari AIDS Sedunia yang mulai diperingati sejak 1988, kegiatan ini menjadi wadah untuk meneguhkan kembali nilai-nilai gerakan seperti empati, kesetaraan, kolaborasi, sinergi, serta partisipasi. PKBI Garut turut menekankan semboyannya: “Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong”, yang menempatkan pendekatan humanis sebagai fondasi utama program intervensi.
Deden kembali mengingatkan bahwa HAS adalah The Reminder—pengingat untuk seluruh pemangku kepentingan terkait komitmen nasional “Mengakhiri AIDS pada 2030” melalui pencapaian target Fast Track 95-95-95 serta Triple Elimination.
“Di penghujung 2025 ini, kita perlu bertanya: sudah sejauh mana pencapaian kita? Apakah empati, kesetaraan, kolaborasi, sinergi, dan solidaritas semakin menguat? Apakah layanan HIV yang kita berikan semakin komprehensif?” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh gerakan penanggulangan HIV harus mengedepankan pendekatan yang memanusiakan manusia, sebagaimana telah lama menjadi napas perjuangan PKBI dan berbagai organisasi pendamping komunitas.
Kolaborasi PKBI Garut dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk Area Kamojang kembali menjadi bagian penting pada hari kedua. Perwakilan HSSE PGE Kamojang, Dewi Amroe, menyampaikan bahwa kerja sama ini telah berjalan konsisten dan memberi dampak signifikan bagi upaya penanggulangan HIV di Kabupaten Garut.
“Kalau sebelumnya kegiatannya lebih banyak di kantor PKBI, sekarang kita bisa adakan di kafe-kafe untuk penyegaran. Mungkin tiap tahun kita bisa continue berkolaborasi terus. Ini sudah kolaborasi keempat, dan alhamdulillah menjadi eviden bagi kita dalam mengikuti penghargaan Disnaker provinsi maupun nasional. Dengan bergabungnya dengan PKBI Garut, tahun pertama kita mendapatkan gold dan tiga kali berturut-turut memperoleh platinum” ujarnya.
Kolaborasi ini menunjukkan bahwa peran dunia usaha sangat penting dalam memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan keberlanjutan program kesehatan masyarakat.
Kegiatan hari kedua juga diwarnai dengan edukasi interaktif dan dialog santai bersama komunitas. Lokasi roadshow yang ditempatkan di kafe-kafe memberikan ruang yang lebih inklusif, memungkinkan masyarakat—khususnya anak muda—lebih mudah menerima informasi terkait pencegahan HIV dan pentingnya pemeriksaan dini.
Berbagai nilai inspiratif dari Spiritia, Forum Masyarakat Peduli AIDS Jawa Barat, Rumah Cemara, hingga Aktivis Puzzle terus menjadi pengingat agar gerakan ini tidak berjalan sekadar sebagai formalitas, tetapi lahir dari kepedulian yang tulus.
Dengan dukungan lintas lembaga, dunia usaha, komunitas, dan relawan, PKBI Garut semakin optimistis bahwa upaya penanggulangan HIV dapat berjalan lebih kuat dan berkelanjutan. Roadshow hari kedua kembali mempertegas semangat kolaboratif menuju tercapainya Indonesia Bebas AIDS pada tahun 2030.
