GARUT INTAN NEWS – Lapas Kelas IIA Garut kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih peringkat pertama sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) paling aktif dalam pengembangan UMKM di lingkungan Kanwil Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Jawa Barat. Penghargaan ini diserahkan dalam rangkaian Tasyakuran Hari Bhakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ke-1 Tahun 2025 yang digelar di Aula LPKA Bandung, Rabu (19/11/2025).
Penghargaan tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan ekosistem UMKM yang tumbuh pesat di Lapas Garut selama beberapa tahun terakhir. Berbagai unit usaha berbasis kemandirian warga binaan mulai dari produk coir shade, kopi “Kayana”, roti dan bakery, batik, hingga kerajinan kreatif kini tidak hanya berkembang di lingkungan internal Lapas, tetapi juga merambah jejaring UMKM di masyarakat dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Kalapas Kelas IIA Garut, Rusdedy, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas kerja keras seluruh jajaran serta warga binaan yang terus berinovasi.
“Penghargaan ini bukan hanya milik Lapas Garut, tetapi milik seluruh warga binaan dan petugas yang setiap hari bekerja membangun UMKM dari balik tembok. Kami ingin membuktikan bahwa Lapas bisa menjadi ruang tumbuhnya pelaku usaha baru, bukan sekadar tempat menjalani pidana,” ujar Rusdedy.
Momentum Positif Usai Kunjungan Menteri UMKM
Capaian ini juga memperkuat efek positif dari kunjungan Menteri UMKM RI ke Lapas Garut beberapa waktu lalu. Dalam kunjungannya, Menteri UMKM memberikan apresiasi terhadap sistem pembinaan kemandirian yang terintegrasi dari hulu ke hilir: pelatihan, produksi, pengemasan, pemasaran, hingga peluang ekspor.
Menteri UMKM menyebut bahwa model pembinaan di Lapas Garut dapat menjadi role model nasional dalam pengembangan UMKM, terutama dalam penguatan kelembagaan, pendampingan usaha, dan pembukaan akses pasar. Penganugerahan peringkat pertama ini menjadi bukti bahwa apresiasi tersebut telah diikuti dengan peningkatan kinerja nyata.
Rusdedy menegaskan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi tambahan untuk terus memperkuat program kemandirian.
“Kunjungan Bapak Menteri UMKM ke Lapas Garut menjadi penyemangat besar bagi kami. Hari ini, dengan anugerah peringkat pertama pengembangan UMKM di lingkungan Kanwil, kami merasa dorongan moral itu terkonfirmasi. Artinya, apa yang kami kerjakan berada di jalur yang benar dan harus terus diperluas, termasuk melalui skema koperasi sosial dan kemitraan dengan UMKM di luar Lapas.”

UMKM Lapas Garut: Dari Pembinaan Menuju Kemandirian Ekonomi
Pembinaan UMKM di Lapas Garut selaras dengan Asta Cita Presiden serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya di bidang kemandirian, ketahanan pangan, dan pemberdayaan ekonomi.
Melalui pelatihan teknis, pendampingan manajemen usaha, dan penguatan jejaring pemasaran, warga binaan didorong untuk memiliki skill usaha yang konkret dan terukur, membangun mentalitas wirausaha yang jujur dan bertanggung jawab, serta terhubung dengan ekosistem UMKM sehingga setelah bebas mereka tidak kembali pada pola hidup lama, tetapi mampu berdiri sebagai pelaku usaha yang mandiri.
“Kami ingin setiap produk warga binaan membawa pesan bahwa dari Lapas pun bisa lahir karya yang berkualitas dan berdaya saing. Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa tugas kami belum selesai – justru harus lebih serius memperkuat UMKM sebagai instrumen utama menurunkan residivisme,” tutup Rusdedy.
Dengan diraihnya penghargaan ini, Lapas Kelas IIA Garut menegaskan komitmennya sebagai Lapas produktif dan inklusif yang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga melahirkan wirausahawan baru yang siap berkontribusi bagi perekonomian daerah dan nasional.
