GARUT INTAN NEWS – Dalam rangka memperkuat pembinaan kepribadian berbasis nilai-nilai keagamaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut secara konsisten melaksanakan program Pesantren “Taubatul Mudznibin” bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Program ini menjadi salah satu kegiatan unggulan yang difokuskan pada pembinaan spiritual, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran religius, memperbaiki moral, serta menanamkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari para peserta.
Kegiatan pesantren ini diselenggarakan secara rutin setiap hari Senin hingga Kamis, serta pada hari Sabtu, mulai pukul 08.30 hingga 10.00 WIB. Proses pembelajaran dibimbing langsung oleh tenaga pendidik dari Kementerian Agama serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut.
Materi yang diajarkan meliputi pembelajaran Al-Qur’an, fiqih, akidah akhlak, hingga kajian tafsir dan hadits. Seluruh materi disesuaikan dengan kemampuan masing-masing warga binaan agar proses pembelajaran berjalan efektif dan bermakna.
Menariknya, setiap hari Senin dan Rabu, kegiatan diawali dengan sesi Siraman Kolbu, yaitu pembinaan rohani berupa tausiyah dan motivasi keagamaan. Sesi ini dirancang untuk menyegarkan batin para peserta, menumbuhkan semangat hijrah, serta menyiapkan hati mereka agar lebih terbuka dalam mengikuti proses belajar dan memperbaiki diri.
Kepala Lapas Garut menegaskan pentingnya pembinaan spiritual dalam proses pemasyarakatan.
“Melalui Pesantren Taubatul Mudznibin, kami berupaya menciptakan ruang bagi para warga binaan untuk memperbaiki diri melalui nilai-nilai keagamaan. Kegiatan siraman kolbu menjadi momen refleksi diri, agar mereka semakin mantap menapaki jalan taubat dan siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujar Kalapas Garut.
Dengan pelaksanaan yang berkesinambungan, Lapas Garut menunjukkan komitmennya menjadikan pembinaan keagamaan sebagai fondasi utama dalam membentuk warga binaan yang beriman, berilmu, dan berakhlakul karimah. Program ini tidak hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga wadah pembentukan karakter menuju kehidupan yang lebih bermakna setelah kembali ke tengah masyarakat.