GARUT INTAN NEWS – Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas pelaku usaha perempuan dan pemuda ultra mikro serta mikro, platform Perempuan Cerdas Digital resmi diperkenalkan dalam rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan User Testing Platform pada Selasa, (21/06) di Mall Pelayanan Publik Kabupaten Garut.
Program ini merupakan kolaborasi antara BRI Research Institute dan Unit Inkubasi, Hilirisasi, dan Komersialisasi Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), serta didukung oleh British Embassy melalui Digital Access Programme. Turut hadir perwakilan dari berbagai instansi pemerintah Kabupaten Garut seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Disperindag ESDM, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan.
Menurut Dr. In-In Hanidah, S.TP., M.Si., Kepala Unit Inkubasi FTIP Unpad, program ini sudah berjalan sejak akhir 2023 dan telah mendampingi lebih dari 150 pelaku usaha di Kabupaten Garut, termasuk pembentukan dua pojok digital di Gorda untuk produk makanan, dan Rumah Kreatif untuk kriya dan fashion.
“Penghasilan dari pojok digital itu dari awal pendampingan itu hanya 5 juta perbulan, Sekarang sudah 17 juta perbulan. Kemudian yang rumah kreatif juga yang tadinya hanya 20 sampai 30 juta, Sekarang sudah di angka 150 juta,” ujarnya.
Lebih lanjut, tahun ini program diperluas melalui pembentukan 30 mentor sebagai mini inkubator UMKM dan pengembangan platform Perempuan Cerdas Digital untuk mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memanfaatkan teknologi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut, Ridzky Ridznurdhin, menyampaikan bahwa FGD ini menjadi langkah awal strategis untuk merumuskan kebijakan digitalisasi UMKM. Ia menekankan pentingnya Learning Management System (LMS) dalam platform sebagai wadah edukasi digital dan literasi keuangan.
“Saya mengatakan tadi mengusulkan platform ini menjadi 1 lompatan, Milestone ketika si ukm ini ingin mendapatkan hak atas permodalan, maka dia harus sekolah dulu. Nah sekolahnya itu namanya lms. Nah di situ kan ada modul, ada sertifikat, jadi ketika bank itu akan memberikan kredit ketika karakter kualitas UKM yang sudah sekolah tentu bank akan memiliki pereferensi yang lebih meyakinkan Lebih percaya,” tegasnya.
Senada dengan itu, Kepala Disperindag ESDM Garut, Ridwan Effendi, menilai kegiatan ini sebagai bagian dari kolaborasi strategis yang telah berlangsung selama dua tahun. Ia menyebutkan pentingnya akses pasar yang tidak hanya lokal, tetapi juga menembus tingkat nasional bahkan internasional.
“Jadi bersama sama dengan bri risert institute ini kita membuka berbagai metode pelatihan, Metode pelatihan kemudian juga memfasilitasi akses permodalan, kemudian juga tentu saja jejaring market dan memfasilitasi pengembangan pasar, hal ini mejadi konsen kita bersama tentunya.,” tuturnya.
Mewakili Wakil Bupati Garut, Asisten Administrasi Umum, Budi Gan-Gan Gumilar, menyatakan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap program ini. Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antar-SKPD dalam intervensi nyata terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan melalui digitalisasi.
Sementara itu, Project Manager BRI Research Institute, Nilam Nirmala, menjelaskan bahwa platform Perempuan Cerdas Digital merupakan wujud keberlanjutan dari pendampingan lapangan selama 18 bulan. Platform ini menyediakan materi pembelajaran mandiri seputar literasi keuangan dan digital yang dapat diakses secara gratis.
“Jadi kita juga pengen membangun lingkungan usaha atau lingkungan kerja dan mindsetnya itu yang betul betul mendukung pelaku usaha perempuan gitu. Karena kan perempuan ini Banyak tugasnya ya ada tugas di rumah, ada tugas diusaha, ada peran peran ganda gitu” jelasnya.
Melalui sinergi Pentahelix antara akademisi, pemerintah, swasta, komunitas, dan media, diharapkan program Perempuan Cerdas Digital ini menjadi pendorong signifikan bagi transformasi ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Garut.