GARUT INTAN NEWS – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Aliansi Guru dan Tenaga Kependidikan (FAGAR) menggelar Rapat Koordinasi (RAKOR) bersama pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) dan anggota FAGAR se-Kabupaten Garut pada Jumat, 26 Juli 2024, di Aula Bank BJB Kabupaten Garut. Acara ini dilaksanakan secara tatap muka untuk pengurus DPC dan daring untuk anggota FAGAR se-Kabupaten Garut.
Selain RAKOR, DPP FAGAR juga menyelenggarakan diskusi publik dengan para bakal calon (bacalon) Bupati Garut periode 2024-2029. Hadir dalam kegiatan ini beberapa bacalon Bupati Garut, di antaranya Deden Galih, H. Dadan Hidayatullah, dan H. Nadiman. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui visi dan misi para bacalon terkait kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta.
Ketua Umum DPP FAGAR, Ma’mol Abdul Faqih, menyampaikan pentingnya diskusi ini untuk memahami komitmen para bacalon terhadap kesejahteraan guru honorer. “Seperti taglinenya bahwa kekuasaan itu harus menghadirkan kesejahteraan dan keadilan. Jadi kami di sini FAGAR ingin mengetahui sejauh mana visi misi para bakal calon bupati Garut yang mungkin ke depan mereka punya visi besar atau nafsu besar,” ujarnya.
Ma’mol menekankan pentingnya program yang konkrit terkait pengangkatan guru honorer menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) full time. “Kami sebenarnya ingin apa ya, program yang konkrit kaitannya dengan pengangkatan teman-teman dari honorer menjadi PPPK full time bukan part time,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap bacalon yang tidak bisa hadir dalam diskusi ini. “Kami sempat kecewa atas para bakal calon yang tidak hadir. Sebenarnya ini kesempatan untuk menyampaikan program-program kaitannya dengan kesejahteraan para guru honorer,” kata Ma’mol. Namun, ia mengapresiasi kehadiran bacalon yang menyempatkan waktu di tengah kesibukan mereka. “Saya apresiasi sekali bakal calon yang hadir menyempatkan waktunya untuk ke sini di sela-sela kesibukannya, kita ucapkan terima kasih banyak atas memenuhi undangan kami.”
Lebih lanjut, Ma’mol menjelaskan rencana untuk mengadakan pertemuan lanjutan setelah penetapan calon pasangan. “Nanti insya Allah setelah mungkin ada penetapan calon pasangannya, kami akan mengundang lagi secara khusus bahkan mungkin kita secara tatap muka dengan agenda yang lebih besar bersama seluruh anggota dan mungkin pengurus ranting dan DPC Kabupaten Garut,” tambahnya.
Ketua pelaksana, Encep Sukandar, menyampaikan bahwa FAGAR bukan organisasi politik praktis, namun memiliki kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan dan status guru honorer. “Di tahun politik ini mungkin jangan disalahartikan bahwa FAGAR ini bukan masuk ke ranah politik praktis. Hanya saja berdasarkan anggaran dasar anggaran rumah tangga, kewajiban kami ini di FAGAR ini kan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan status dari honorer jadi ASN,” jelas Encep.
Ia menekankan pentingnya kebijakan politik dalam merealisasikan perjuangan FAGAR. “Kami sadar betul bahwa kebijakan-kebijakan untuk realisasi dari perjuangan kami ini tidak terlepas dari kebijakan politik seperti halnya formasi yang saat ini hanya 600. Kami rasa itu tidak terlepas dari kebijakan politik,” tuturnya. Encep menegaskan bahwa FAGAR berkewajiban mengawal dan menggali informasi terkait visi misi program calon bupati, sehingga anggotanya tidak salah memilih calon bupati yang akan datang.
Dengan adanya diskusi publik ini, FAGAR berharap dapat memberikan wawasan yang lebih jelas kepada anggotanya mengenai calon pemimpin yang peduli dan berkomitmen terhadap peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Garut.